Seketika ingatanku terbang ke masa lalu, tepatnya ketika mondok dulu. Di pesantren budaya ghasab memang sudah merajalela, dan tidak bisa dibasmi atau dihilangkan. Ghasab adalah memakai atau menggunakan milik orang lain tanpa seizin yang punya/pemiliknya. Tujuannya adalah bukan untuk memiliki tetapi hanya menggunakan barang tersebut untuk keperluan sesaat. Misalnya memakai sendal orang lain untuk pergi ke suatu tempat dan lain sebaginya. Sehingga ketika sang pemilik akan menggunkananya ternyata sandalnya telah tiada.
Fenomena ini sudah membudaya, ya begitulah adanya. Hal ini disebabkan oleh beberapa aspek, misalnya saja karena banyaknya jumlah santri, atau karena keberadaan barang yang tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Perilaku ghasab sanagt sulit untuk dihilangkan, karena ghasab itu dapat merambat dari satu orang ke yang lainya. Misalnya Si A menghasab punya Si B, Si B karena kebutuhan yang mendesak atu karena keperluan lain maka ia otomatis akan menghasab punya si C, dan begitu seterusnya. Sehingga untuk mengusut kasus tersebut cukup rumit dan sangat panjang untuk menemukan siapa dalangnya.
Lebih parah apabila yang di ghasab itu sandal tamu dari luar pesantren atau wali santri yang ikut sholat berjamaah di Mesjid. Gak ke bayang jika sandal itu dapat kembali ditemukan, kecuali jika si empunya mengikhlaskan atau mnginfakan sandalnya bagi santri. hehehhe.. sadis tuh santri.
Gak hanya itu, sandal Ustad juga biasa kena langganan ghasab. Tetapi karena ustad punya otoritas dan wewenang yang kuat ya bisa dipastikan kembali tuh sandalnya. Kecuali jika sandal itu di jual atau di umpetin sama yang ghasab, pasti gak bisa kembali lagi. Itulah budaya ghasab yang terjadi di pesantren. saya yakin semuanya pernah mengalaminya, khususnya yang pernah merasakan indahnya PONPES.
Tidak ada komentar: