Slider

Kilas Berita

Catatan Kami

REFLEKSI

pojok asatidz

Pojok Santri

pojok alumni

Dokumentasi / Foto - Foto

» » Hegemoni Dinasti Ratu Banten

Bertahun-tahun semua ini tertutup rapat, tetapi kali ini semoga seluruh mata dunia khususnya pemerintah Indonesia yang menyaksikan hegemoni kekuasaan dinasti pemimpin yang lalim dan menguras penuh rakyatnya, terbongkar hingga ke akarnya. Kemiskinan dimana-mana, sekolah yang hancur, inspraturuktur yang jauh dari kata nyaman dan banyak lagi.. Inilah fenomena ironi yang dimulai sejak tahun 2006.

Fenomena ini dapat kita saksikan di provinis yang berdiri sejak tahun 2000, Banten. Provinsi ini memiliki pendapatan 5 triliun pertahun, tetapi pendapatan sebesar ini tidak sejalan lurus dengan kesejahteraan rakyatnya. Masih banyak tempat-tempat yang belum terjamah oleh listrik, jembatan yang hancur bahkan untuk menyebranginya mereka harus mempertahankan nyawa mereka sendiri.

Banten memiliki 4 kabupaten, Serang, Tangerang, Pandeglang dan Lebak. Kabupaten yang masih tertinggal jauh ialah Kabupaten Lebak. Disana masih banyak kampong yang belum mendapatkan listrik, jalan yang rusak berat dan bahkan akses untuk ke kota juga sangat sulit. Ditambah lagi kondisi perekonomian mereka tertinggal.

Sudah saatnya masyarakat Banten dibela dan diperjuangkan. Kepada mereka yang duduk dibangku jabatan sudah saatnya kalian mempertanggungjawabkan perbuatan kalian yang sudah menguras habis hak-hak ‘kaum minoritas’. Angka kemiskinan menurut data BPS (badan pusat statistik) di Banten per maret 2013 yaitu sekitar 626.243 dan pengangguran 10% (sumber liputan6)

Kesengsaraan ini berbanding terbalik dengan kekayaan sang gubernur (RAC) dan adiknya TCW. Dari sebuah sumber, dikatakan bahwa mereka memiliki rumah mewah di serang, Jakarta barat dan bandung. Tak hanya itu, ada hotel dan tanah sekitar 4 triliun. Fakta ini sangat mencenganngkan dan terbukti sudah, dari mana kesemua kekayaan tersebut??

Pemimpin Yang Ideal

Jika kita kembali kepada masa sahabat dan rasulullah tentu sangat jauh perbedaannya. Pemimpin yang sesungguhnya ialah mereka yang mendahulukan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan dirinya sendiri. Mensejahterakan rakyat adalah hal yang wajib untuk mereka lakukan, dan menyisir seluruh tempat yang masih ‘bermasalah’ dengan kesejahteraan rakyatnya.

Masih ingat dengan kisah Umar ra. yang rela menyamar dan mengantarkan gandum dengan tangannya sendiri. Masih ingat dengan kisah Abdul Aziz yang diajak berdialog oleh sang anak, kemudian ia bertanya “kepentingan Negara atau keluarga?.. jika kepentingan Negara maka lampu tetap menyala, tetapi jika kepentingan keluarga lampunya dimatikan”

Di mana pemimpin yang seperti ini, masih adakah?.. fasilitas yang kini bergelimang dan diberikan oleh Negara malah disalahgunakan dan diselewengkan. Tak sedikit yang akhirnya melipat sisanya untuk masuk kekantong mereka sendiri. Bagaimana mereka kelak mempertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.

Empat sifat pemimpin yang diajarkan oleh agama islam hanya sebagai angina lalu. Tidak berbekas dan malah hanya sebagai iklan semata. Mereka beriklan seperti itu sebelum dapat jabatan, tetapi jika jabatan itu sudah di tangan mereka lupa dan mengabaikannya. Masih ingat dengan Firaun yang sombong, angkuh dan melampaui batas.

Siddik, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. Dimana keempat karakter ini, yang dulu diajarkan oleh rasulullah dan para sahabat Nabi..?? Semoga Negeri yang ‘hebat’ ini masih memiliki orang-orang yang punya integritas yang baik, serta mampu menjaga negeri ini yang sudah berada di titik rawan kehancuran dan dekadensi moral.

Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri. (QS. Al-Qasas [28] : 76)

Semoga bermanfaat. Allahu’alam []

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar: