Dahulu kami sering nongkrong di tempat ini, apalagi kalau waku malam tiba. Waktu ashar dan magrib tempat itu terus ramai dikunjungi seluruh santri, karena gedung tersebut merupakan pembatas antara asrama ar-rijal dan annisa.
Kebetulan pada saat kami kelas akhir, kelas VI (kelas 3 MA), kami diberikan amanat untuk mengisi gedung tiga kamar tersebut.
Dua kamar kami jadikan tempat tidur dan satu kamar lagi sebagai kantor. karena jumlah kami sepuluh orang maka kamar tersebut kami isi 5 orang perkamar. Banyak sejarah dan cerita unik di gedung mulimun, suka-duka dan lain sebagainya.
Dulu teman kami pernah ada yang kehilangan barang yang berharga karena di tinggal sholat jumat ke kampung sebelah. Pelakunya siap? entah siapa orang yang mengambilnya. Samapai detik ini masih misterius.
Padahal barang-barang tersebut sudah diletakan oleh pemiliknya di tempat yang aman (dalam lemari dan dikunci). Akhirnya kami pasrah saja, mungkin waktu peminjaman barang dari sangkuasa hanya sampai batas situ saja. Akhirnya kami pun menerima dengan ikhlas.
Oh iya, gedung ini sekarang sudah tinggal kenangan saja, karena sudah dibongkar dan yang tersisa hanya tanah yang rata. Pohon palm, pohon belimbing yang sering dipanjat pohonnya, dan sering menemukan buah yang matang kekuning-kuningan, Ustadzah Aisyah (istri mudir) suka minta dicarikan buah belimbing yang matang.
Padahal barang-barang tersebut sudah diletakan oleh pemiliknya di tempat yang aman (dalam lemari dan dikunci). Akhirnya kami pasrah saja, mungkin waktu peminjaman barang dari sangkuasa hanya sampai batas situ saja. Akhirnya kami pun menerima dengan ikhlas.
Oh iya, gedung ini sekarang sudah tinggal kenangan saja, karena sudah dibongkar dan yang tersisa hanya tanah yang rata. Pohon palm, pohon belimbing yang sering dipanjat pohonnya, dan sering menemukan buah yang matang kekuning-kuningan, Ustadzah Aisyah (istri mudir) suka minta dicarikan buah belimbing yang matang.
Tidak ada komentar: